Sabtu, 17 Maret 2012

mereka bilang!


Mereka bilang aku telah melupakanmu
Tidak, itu tidak benar
Aku hanya bercanda dengan mereka
Mereka baik
Meski seperti teman yang lain, bercanda sambil menghinaku
Sakit?, tidaklah
Aku tahu mereka hanya bercanda, yah bercanda
Canda yang dapat membuatku menahan derita ini
Derita cinta karena mencintaimu
Tapi untuk mencintaimu tak ada kata sesalku

Apakah kau merindukanku?
Aku tidak pernah berharap lebih
Bahkan untuk berharap kau mengingat namaku
Mungkin bagimu, aku hanya seseorang
Seseorang yang kau kenal sepintas
Sepintas kau lihat,
Sepintas kau sapa
Hanya sepintas semu yang menguatkan aku

Aku mencintaimu, sungguh
Aku yakin untuk hal yang satu ini



Senin, 12 Maret 2012

surat kepada kumbang

Teruntuk para kumbang yang pernah hinggap dihatiku. . .

Mungkin kalian tidak tahu kapan dan bagaimana diri kalian menjadi sangat penting dalam hidupku, tapi yang harus kalian tahu kalian telah memberi andil dalam menorehkan ratusan bahkan ribuan kisah di diary hidupku. . .
Kisah-kisah yang kebanyakan berakhir menyedihkan untukku. . .
Kisah-kisah dimana aku hanya menjadi pemeran pembantu yang mengharapkan cinta tokoh utama pria yang telah dimiliki cintanya oleh tokoh utama wanita. . .
Tapi, itu semuakan sudah lewat dan lihat aku. . .
Aku masih baik-baik saja tanpa balasan cinta kalian. . .

Kepada kalian,
Para kumbang si pengisi hati. . .
Aku tidak pernah tahu perasaan kalian kepadaku. . .
Karena itu tak pernah kuungkapkan rasaku kepada kalian. . .
Yah. . . Aku memang gadis konservatif diera globalisasi. . .
Langka bukan.

Kisah-kisah yang telah kalian torehkan merubah pola pikirku tentang apa arti mencintai. . .
Mencintai tanpa pamrih. . .
Mencintai orang yang tidak tahu bila dia dicintai seseorang,olehku. . .
Mencintai seseorang yang hatinya tertambat kepada seorang gadis, bukan aku. . .

Sakit memang tapi itulah kenyataan yang ada.

Meskipun berakhir dengan menyedihkan tapi kisah itu sama sekali tak berkesan tragis buatku. . .
Ada banyak hal-hal indah ditiap kisah yang tercipta. . .
Ada banyak tawa. . .
Rasa deg-degan hebat yang melanda. . .
Rasa keki yang mengakibatkan salah tingkah. . .
Yah itulah kisah kalian yang tercetak sempurna diotakku. . .
Yang menjalari setiap nadi dihidupku. . .
Yang selalu ada ditiap hembusan nafasku. . .

Kepada para kumbang yang pernah menjarah hatiku. . .
kuucapkan terima kasih. . .
Terima kasih tlah mmbuatku merasakan seninya mencintai seorang anak adam. . .

_ken_

Minggu, 11 Maret 2012

antara aku,may,dan pahlawan itu


                Pernah merasakan kesengsaraan setelah melewati sebuah peristiwa yang indah? Pasti pernah. Di dunia ini tidak pernah ada yang namanya kebahagiaan abadi ataupun kesengsaraan yang abadi. Mungkin seperti itulah kalimat bijak yang tepat untuk mengawali tulisan ini. Tapi ini bukan cerita tentang kebahagiaan yang berubah menjadi kesengsaraan, bukan ini hanya sebuah cerita derita yang indah disela kebahagiaan yang ada.
                Cerita berawal dari akan dilaksanakannya rapat pembahasan program kerja pengurus korps yang baru. Nah karena rapat akan diadakan di salah satu tanjung di makassar, karena angkatanku yang ditunjuk menjadi panitia acara, Karena posisiku sebagai bendahara, dan terakhir karena jiwa dan raga ini  butuh sedikit ketenangan untuk menjauh sebentar dari kesibukan tugas kuliah yang lumayan membuat kepala ini cenat-cenut tak karuan maka, jadilah diri ini berangkat ketempat tujuan dengan senang hati (hehhehe alasan). Sebelumnya saya janji dengan seorang teman namanya May untuk pergi bersama, maka jadilah kampus kami tercinta menjadi tempat pertemuan yang indah. Namun karena ada sedikit pertimbangan yang mengharuskan saya dan teman saya tidak bisa pergi bersama sehingga saya berangkat bersama salah satu teman cowok saja. Kita sebut saja dia Teddy. Teddy itu bukan nama sebenarnya. Tapi saya suka memanggil dia dengan nama itu, selain karena namanya tidak jauh-jauh dari Teddy, dia juga memiliki ciri fisik seperti Teddy, berisi (bukan gendut), tidak tinggi tidak pendek, dan berbulu. Yah sejak menjadi mahasiswa sepertinya dia jarang cukuran sehingga mukanya ditumbuhi oleh bulu-bulu halus yang aneh bila disandingkan dengan bulu mata yang lentiknya bukan main. Begitulah dengan bantuan si Teddy akhirnya saya sampai dengan selamat tanpa basah sedikitpun (hari itu hujan turun  menggila di Makassar  tapi setiap jalan yang kami lewati tidak terkena hujan, ajaib).
                Sesampainya di sana rapat dimulai meskipun tidak kondusif mengingat peserta rapatnya sangat sedikit, tapi rapat tetap menyenangkan menurutku. Tiga orang terbaik yang kau kenal selama di kampus ditambah dengan orang-orang baik lainnya serta kondisi hati paling sweet selama seminggu itu (mengingat vitamin A ku tidak pernah saya konsumsi selama 9 hari) di tunjang dengan langit sore yang mendung adalah gabungan yang tepat untuk tidak-mempunyai-alasan menggalau.  Hari itu diisi dengan kegiatan rapat hingga pukul satu pagi. Dan dilanjutkan dengan tidur singkat yang sangat nyenyak karena sumpah hari itu sungguh melelahkan. Pagi harinya setelah bangun dan mandi kami melanjutkan rapat hingga kira-kira  pukul setengah empat sore saya bisa pulang. Kali ini saya akhirnya bisa pulang dengan teman saya. Meski dengan mengantar saya konsekuensinya dia mesti mengorbankan hatinya tapi dia tetap melakukannya. Setelah berpamitan dengan senior serta teman-teman akhirnya kami meluncur ke jalan. Tapi kami tidak pulang ke rumahku. Dia mengajakku bermalam di rumahnya. Aku sih ok ok saja mengingat kakakku yang sudah mengungsi ke rumah orang tua sehingga tidak ada alasan untuk menolak ajakannya. Di sinilah peristiwa itu bermula (suara seram berkumandang).
                Kira-kira sudah sekitar lima menit kami di jalan,  tiba-tiba motor May berhenti mendadak. Tapi kemudian bisa jalan lagi dan akhirnya mati total ketika kami berhenti saat lampu jalan memerah. Jadilah kami menepi dan menyusun beberapa rencana untuk menyelesaikan masalah yang kami hadapi. Oh iya sekedar informasi, motornya berhenti karena kehabisan bensin.
Ada beberapa opsi yang kami buat untuk mengatasi masalah tersebut. Diantaranya:
1.Telepon orang dekat. Pilihan yang paling mungkin kami lakukan. Kami menelepon malik, dia tidak tahu TKPnya. Kami telepon Teddy, dia sudah ada di gowa. Kami telepon kak hajir, dia juga tidak tahu TKPnya. Terakhir kami telepon sepupu May, dan karena dia sibuk jadi tidak bisa membantu kami. Tapi dia menyarankan untuk mendorong motor May hingga ke penjual bensin terdekat.
2.Menjalankan nasehat dari sepupunya May. Masalahnya kami tidak tah di mana penjual bensin itu berada dan May tidak suka dorong-dorong motornya dan saya juga tidak suka dorong-dorong motornya orang, maka untuk opsi kedua ini menjadi pilihan terakhir kami kalau bantuan tidak kunjung datang.
3.Berdo’a. yup di sana, di tempat itu, di pinggir jalan dekat lampu jalan. Tragis bukan, dua gadis manis nan imut berada di situasi yang mengharuskan mereka berhenti di tempat seperti itu (narsistik merajalela).

Hingga seseorang datang . penolong pastinya. Tapi bukan seorang penolong yang kuharapkan. Dia bukan pangeran dari negeri dongeng. Dia bukan pahlawan dari negeri antah berantah. Dia adalah #treng# tukang becak. Dengan baik hati dia mengantar May pergi membeli bensin . setelah menunggu beberapa saat akhirnya May datang. Seorang gadis berjaket tebal di siang hari bolong, membawa sebotol bensin di atas kendaraan super di abad ke-22 yaitu tak lain dan tak bukan adalah becak. Cukup dramatis pemandangan yang ada saat itu. Cukup menghibur hati yang sedang galau ini. Akhirnya setelah mengisi bensin kami pun melanjutkan perjalanan pulang yang tertunda, setelah terlebih dahulu berpamitan dengan bapak baik hati yang telah menolong kami.
Begitulah hingga akhirnya kami sampai di rumahnya May dengan selamat.

              

cinta itu penerimaan



Bahkan ketika cinta pergi seorang pendiam dan tegar sepertinya bisa menangis.

Ketika kau jatuh cinta kau harus bisa menerima
Menerima dunianya
Menerima musiknya
Menerima diamnya
Menerima tawanya
Menerima sikapnya, tingkah lakunya
Menerima temannya, orang-orang terdekatnya
Hanya melakukan penerimaan
Itu saja.

* buat seorang kawan yang sedang diterjang badai hati ^^w

Rabu, 07 Maret 2012

suatu hari dengan angsa


kalau ditanya tentang angsa, yang terbayangkan pasti unggas berleher panjang dengan bulu putih nan indah. Tidak heran kalau angsa diangkat menjadi nama salah satu reality show di AS. Reality show yang bertujuan mengubah perempuan yang  jelek kurang menarik dari segi penampilan, menjadi perempuan yang berbeda, lebih cantik tentunya. Filosofinya mungkin dari perkembangan angsa sendiri. Seperti kita ketahui bahwa setelah terbebas dari cangkang telurnya, anak-anak angsa memiliki bentuk fisik dan bulu yang tidak bisa dikatakan indah, baru setelah melewati beberapa tahap menuju kedewasaan si anak angsa tadi baru bisa dikatakan sebagai angsa sejati. Yah seperti itu pula para perempuan yang mengikuti reality show tadi, mereka akan melalui beberapa proses hingga mendapat penampilan yang mereka inginkan. Tapi kali ini saya tidak akan membahas reality show di atas lebih jauh, yang akan saya bahas adalah (terdedengtrededeng)  angsa, atau lebih tepatnya pengalaman buruk saya dengan angsa.
Cerita dimulai dari pindahnya kakak saya (kicong) ke sahabat VI yang tidak jauh dari tempat kos terdahulunya (sahabat V), dengan berbagai pertimbangan yang rumit pastinya. Nah jadilah saya sebagai saudari yang baik hati, ramah kepada semua orang, pintar, dan rajin menabung ini dengan hati yang lapang seluas lapangan di FISIP mengikuti kakakku yang hijrah ke tempat kosnya yang baru. Selama beberapa minggu pertama tinggal di kosan baru semuanya berjalan biasa-biasa saja terlalu biasa malah. hingga suatu hari di sore yang sedikit kelam bertabur awan-awan kumulus yang dengan senang mengajakku untuk bermain bersama menunggu hujan datang (beberapa kata terakhir hanya imajinasi liarku ==V )  ketika sedang dalam perjalanan pulang, di perempatan jalan saya berpapasan dengan kawanan angsa yang berjumlah sekitar tujuh ekor dengan format lima dewasa ditambah dua ekor angsa muda. Berhubung saya tidak pernah memiliki pengalaman apa-apa dengan angsa, dengan pemikiran yang menyamakan angsa seperti bebek pada umumnya, saya melewati kawanan angsa itu dengan langkah ringan dan hati riang. Tapi itu mungkin adalah langkah buruk dari kesekian banyak langkah buruk lainnya yang pernah saya buat. Tanpa saya sangka, seekor angsa yang paling besar diantara angsa yang lain tiba-tiba mengeluarkan bunyi lengkingan yang keras disertai dengan pemanjangan leher, yang dilakukannya sambil berlari menghampiri saya. Melihat angsa tadi mulai mendekat, secara spontan saya berlari sambil mengeluarkan suara yang lebih berisik tentunya namun tetap merdu (hhehehe).  Merasa terancam, saya mengeluarkan kemampuan berlari saya yang paling hebat hingga saya sampai dengan selamat di pintu rumah. Untungnya, pintu rumah sudah dalam keadaan terbuka jadi dengan cepat saya menutup pintu dari dalam. Dengan tawa penuh kemenangan saya melihat keluar dari jendela , si angsa tadi masih berorasi di depan rumah saya menuntut saya keluar dan melakukan duel dengannya. Tapi maaf Sa (panggilan akrab buat si angsa)  saya bukan orang yang gampang terpancing dengan kata-katamu.
Setelah kejadian hari itu, tiba-tiba daftar phobiaku bertambah. Dari takut sama anjing, belatung, monyet, dan akhir bulan sekarang, takut terhadap angsa masuk menjadi phobia baru yang menjengkelkan. Bagaimana tidak menjengkelkan, lingkungan di sekitar tempatku sering mendapat kunjungan si kawanan angsa tadi. Jadi mau tidak mau yah harus rela bertemu hampir tiap hari dengan keluarga  angsa tadi. Hingga kini, setiap bertemu dengan kawanan angsa itu, saya selau disuguhkan lengkingan angsa yang memekakkan telinga. Mungkin si angsa besar tadi yang sepertinya ketua genk angsa merasa jengkel karena dipecundangi oleh saya, sehingga dia belum puas sebelum mematuk leher saya sampai patah.

NB: buat ketua genk angsa saya melalui tulisan ini meminta maaf yang sebesar-besarnya. Saya harap semua permasalahan yang pernah ada diantara kita selama ini bisa ketua lupakan^_^V

Design by BlogSpotDesign | Ngetik Dot Com